VIRUS
VIRUS
Sejarah virus
Virus berasal dari bahasa latin
yang berarti “racun” atau dapat diartikan suatu partikel penginfeksi (agen
infeksius) yang mengandung molekul asam nukleat DNA atau RNA yang terbungkus dalam lapisan protein
(kapsid) dan berukuran sangat kecil berkisar antara 20-200 nm
Menurut Campbell (2002:341-342)
sejarah penemuan virus dimulai tahun 1883 oleh
Adolf Mayer ilmuan Jerman yang meneliti penyebab pertumbuhan tembakau
menjadi terhambat (kerdil) dan daunnya berwarna belang-belang. Penyakit mosaic
menular ketika ia menyemprotkan ekstrak daun tembakau yang berpenyakit ke
tanaman tembakau sehat dan menyimpulkan penyakit tersebut dikarenakan oleh
bakteri yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Artinya ada
sesuatu yang dipindahkan dari tembakau yang sakit ke tembakau yang sehat yang
merupakan agen penyakit dari binti-bintik kekuningan pada daun tembakau
Tahun 1892 kesimpulan Mayer diuji ilmuan
Rusia Dimitri Ivanowsky dengan menyaring ekstrak tembakau berpenyakit dengan
saringan yang dirancang agar bakteri tidak lolos (saringan keramik) dan
diperoleh filtrate daun tembakau. Filtrat hasil penyaringan begitu disemprotkan
ke tanaman tembakau yang sehat maka tanaman tersebut disebabkan oleh organisme
berukuran lebih kecil dibanding bakteri, tetapi kesimpulan ini masih diragukan
karena ia merasa ada kesalahan dalam penyaringan.
Tahun
1897 ilmuan Belanda Martinus Beijerink melakukan eksperimen seperti Dimitri
Ivanowsky dan berpendapat bahwa ada gen yang meninfeksi tanaman tembakau. Ia
menyebut gen tersebut sebagai virus lolos saring (vilter able virus) karena
agen tersebut bisa lolos dari saringan bakteri (saringan keramik) dan tidak
dapat dilihat dengan mikroskop cahaya. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan
kemudian nama virus lolos disingkat dengan virus.
Pada tahun 1935 kesimpulan Iwanovski dan Beijerink diperjelas oleh hasil penelitian Wendell M. Stanley, seorang ilmuwan Amerika Serikat. Dia berpendapat bahwa penyakit mosaik tembakau disebabkan oleh virus. Wendell berhasil mengisolasi dan mengkristalkan virus. Menurut pendapat Stanley bahwa virus bukan sel karena dapat dikristalkan. Saat berupa kristal, virus dalam keadaan tidak aktif (inaktif) seperti bukan makhluk hidup. Namun, bila kristal virus ini disuntikkan ke dalam tanaman tembakau yang sehat, maka virus akan aktif kembali dan melakukan penggandaan (reproduksi). Proses reproduksi yang dilakukan virus inilah yang menyebabkan penyakit pada tanaman tembakau.
Berkat penelitian tersebut sekarang kita tahu bahwa penyebab penyakit yang menyerang tembakau bukanlah bakteri melainkan tetapi virus yang sering disebut dengan virus mosaik tembakau (Tobacco Mosaic Virus atau TMV).
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan penelitian, sekarang telah banyak ditemukan berbagai jenis virus yang menyebabkan penyakit baik pada hewan, tumbuhan, maupun manusia. Bahkan, perkembangan terbaru di bidang bioteknologi malah bisa memanfaatkan virus untuk terapi gen
STRUKTUR DAN ANATOMI VIRUS
Struktur Tubuh virus berbeda dengan
sel organisme lain. Tubuh virus bukan merupakan suatu sel ( aseluler) karena
tidak memiliki dinding sel.membran sel,sitoplasma,inti sel dan organel sel lainnya.
Untuk mengetahui struktur virus secara umum kita gunakan bakteriofage
(virus T), strukturnya terdiri dari:
Kepala
Kepala
Kepala virus berisi DNA dan bagian
luarnya diselubungi kapsid.
\Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa
protein. Kapsid terdiri atas kapsomer. Fungsi kapsid untuk memberi bentuk virus
sekaligus sebagai pelindung virus dari kondisi lingkungan yang merugikan virus.
Isi tubuh
Bagian isi tersusun atas asam inti (
asam Nukleat ), yakni DNA saja atau RNA saja. Bagian isi disebut sebagai
virion. DNA atau RNA merupakan materi genetik yang berisi kode-kode pembawa
sifat virus.
Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap
ketubuh organisme yang diserangnya. Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat
yang dilengkapi benang atau serabut.
Klasifikasi Virus
Berdasarkan asam
nukleatnya virus dibedakan menjadi:
- Virus DNA, contohnya: Poxvirus, Hepesviruses, Adenoviruses, Papovaviruses dan Parvoviruses.
- Virus RNA, contohnya: Orthomyxoviruses, Paramyxoviruses, Rhabdoviruses, Picornaviruses, Togaviruses, Reoviruses dan Retroviruses.
Berdasarkan Bentuk
Dasarnya, Virus dibedakan menjadi:
- Virus bentuk Ikosahedral. Contohnya virus polio dan adenovirus.
- Virus bentuk Heliks. Contohnya virus influenza dan TMV.
- Virus bentuk Kompleks. Struktur yang amat kompleks dan pada umumnya lebih lengkap dibanding dengan virus lainnya. Contoh virus pox (virus cacar) yang mempunyai selubung yang menyelubungi asam nukelat.
Berdasarkan
ada tidaknya selubung yang melapisi
nukleokapsid, virus dibedakan menjadi:
- Virus berselubung. Mempunyai selubung yang tersusun atas lipoprotein atau glikoprotein, contoh: Poxvirus, Herpesviruses, Orthomyxoviruses, Paramyxoviruses, Rhabdoviruses, Togaviruses dan Retroviruses.
- Virus telanjang. Nukleokapsid tidak diselubungi oleh lapisan yang lain. Contoh: Adenoviruses, Papovaviruses, Parvoviruses, Picornaviruses, Reoviruses.
Berdasarkan jumlah kapsomernya, virus dibedakan menjadi:
- Virus dengan 252 kapsomer, contoh adenovirus
- Virus dengan 162 kapsomer, contoh herpesvirus
- Virus dengan 72 kapsomer, contoh papovavirus
- Virus dengan 60 kapsomer, contoh picornavirus
- Virus dengan 32 kapsomer, contoh parvovirus
Berdasarkan
sel Inangnya, virus dibedakan menjadi:
1 . Virus Bakteri
1 . Virus Bakteri
Tidak ada
satu bakteri pun yang tidak mengandung virus. Virus yang menginfeksi bakteri
adalah bakteriofag. Bakteriofag dapat berkembang cepat sehingga dalam waktu
yang singkat dapat menghancurkan sejumlah bakteri.
2 . Virus Tumbuh-tumbuhan
Sebagian
besar penyakit pada tumbuh-tumbuhan disebabkan oleh virus. Bahan genetik dari
virus tumbuh-tumbuhan adalah RNA. Virus ini dapat memasuki bagian dalam sel secara
aktif atau dapat melalui cedera, misalnya, cedera akibat gosokan pada daun. Sejumlah besar virus dapat juga ditularkan melalui serangga.
Virus sering memperbanyak diri di dalam saluran pencernaan serangga (virus
persisten). Virus dapat menginfeksi tumbuhan lain setelah terjadi masa inkubasi
di dalam serangga. Sementara itu, virus yang tidak persisten dapat ditularkan
melalui gigitan serangga secara langsung.
3. Virus Patogen pada Hewan
Bahan
genetik virus hewan adalah DNA ganda berpilin atau RNA polinukleotida tunggal.
Virus ini dapat ditularkan secara kontak langsung atau melalui perantara
serangga.
4. Virus yang Menyerang Manusia
Sumber:
http://www.nobelprize.org/nobel_prizes/chemistry/laureates/1946/stanley-bio.html
Post a Comment