siklus hidup Cacing pita (Taenia sp)
Siklus
Hidup Cacing Pita (Taenia sp)
Taenia sp.
Cacing pita Taenia dewasa hidup
dalam usus manusia yang merupakan induk
semang definitif. [4] Segmen tubuh Taenia yang telah
matang dan mengandung telur keluar secara aktif dari anus
manusia atau secara pasif bersama-sama feses
manusia. [4] Bila inang
definitif (manusia) maupun inang antara (sapi
dan babi) menelan telur
maka telur yang menetas akan mengeluarkan embrio (onchosphere) yang kemudian menembus dinding usus.[4] Embrio cacing yang mengikuti sirkulasi
darah limfe berangsur-angsur berkembang menjadi
sistiserkosis yang infektif di dalam otot tertentu. [4] Otot
yang paling sering terserang sistiserkus yaitu jantung, diafragma, lidah,
otot
pengunyah, daerah esofagus, leher
dan otot antar tulang rusuk. [6]
Infeksi Taenia dikenal dengan
istilah Taeniasis dan Sistiserkosis.[1] Taeniasis adalah penyakit akibat parasit berupa cacing pita yang tergolong dalam
genus Taenia yang dapat menular dari hewan
ke manusia, maupun sebaliknya.[7] Taeniasis pada manusia disebabkan oleh spesies Taenia
solium atau dikenal dengan cacing pita babi [7], sementara Taenia
saginata dikenal juga sebagai cacing
pita sapi.[7][8]
Sistiserkosis pada manusia adalah infeksi jaringan oleh bentuk larva
Taenia (sistiserkus) akibat termakan telur
cacing Taenia solium (cacing pita babi). [2] Cacing pita babi dapat menyebabkan sistiserkosis
pada manusia, sedangkan cacing
pita sapi tidak dapat menyebabkan sistiserkosis pada manusia. [7] Sedangkan kemampuan Taenia
asiatica dalam menyebabkan sistiserkosis belum diketahui secara
pasti. [3] Terdapat dugaan bahwa Taenia
asiatica merupakan penyebab sistiserkosis di Asia.
[3]
Manusia terkena taeniasis apabila memakan daging sapi atau babi
yang setengah matang yang mengandung sistiserkus sehingga sistiserkus
berkembang menjadi Taenia dewasa dalam usus
manusia. [6] Manusia terkena sistiserkosis bila
tertelan makanan atau minuman yang mengandung telur
Taenia solium. [9] Hal ini juga dapat terjadi melalui
proses infeksi sendiri oleh individu penderita melalui
pengeluaran dan penelanan kembali makanan. [10].
Sumber penularan cacing pita Taenia
pada manusia yaitu [11]
- Penderita taeniasis sendiri dimana tinjanya mengandung telur atau segmen tubuh (proglotid) cacing pita.
- Hewan, terutama babi dan sapi yang mengandung larva cacing pita (sistisekus).
- Makanan, minuman dan lingkungan yang tercemar oleh telur cacing pita.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Taenia_%28cacing_pita%29